Terorisme, Pendidikan Jadi Alasan
Terorisme, Pendidikan Jadi Alasan - Maraknya teror yang terjadi di Indonesia telah merampas rasa aman setiap lapisan masyarakat. Dimana pun dan kapan pun tidak terlepas dari perasaan was-was karena selalu merasa diawasi. Kemana pun kita pergi selalu ada pihak keamanan yang siap untuk memeriksa kendaraan yang kita bawa bahkan tas pun akan di periksa apalagi bila kita pergi ke pusat-pusat perbelanjaan.
Karena peneror lebih suka meletakkan mainan kesukaannya di tempat-tempat yang menjadi pusat massa. Bahkan tempat ibadah seperti mesjid pun menjadi sasarannya. Entah apakah ingin memperlihatkan mati dalam keadaan syahid karena mati dalam keadaan beribadah atau memang ingin meneror umat.
Sekarang tengah banyak dibicarakan yaitu lembaga pendidikan khususnya Perguruan Tingi yang berbasis agama yang menjadi sasaran kecurigaan masyarakat. Karena sudah beberapa kali ditemukan mahasiswa terlibat sebagai teroris. Hal ini disinyalir sebagian masyarakat bahwa pendidikan agama yang diberikan terlalu radikal sehingga membuat pemikiran mahasiswa menjadi liar dan salah mengartikan agama itu sendiri.
Lagi-lagi pendidikan yang disalahkan, sebenarnya pendidikan apapun yang diberikan pasti sudah dikaji terlebih dahulu sebelum disampaikan tetapi tingkat pemahaman setiap orang saja yang berbeda. Dan tidak hanya pendidikan di dalam kampus yang menjadikan pola pikir tetapi pendidikan yang di dapat dari luar misalnya UKM, Himpunan yang ia geluti, atau pendidikan lingkungan yang ia terima selama ini.
Sekarang pendidikan menjadi pusat perhatian masyarakat dalam memasukkan anak-anakya ke sebuah sekolah atau perguruan tinggi. Bahkan karena kekhawatiran orang tua yang sangat besar, mereka membatasi anak dalam mengikuti kegiatan keagamaan walaupun sebenarnya itu baik untuk perkembangan spiritual.
Karena khawatir pelajaran yang diberikan itu menyimpang, mengubah pemikiran maka banyak orang tua yang tidak memperbolehkan anaknya untuk mengikuti kegiatan keagamaan di luar rumah atau sekolah. Hal ini justru memberikan dampak negatif bagi anak karena dapat membatasi ruang gerak mereka mencari ilmu khususnya pendidikan agama. Walaupun hal ini tidak patut disalahkan karena ini adalah bentuk waspada orang tua terhadap anak-anaknya.
Demikian postingan tentang Terorisme, Pendidikan Jadi Alasan baca juga postingan saya sebelumnya Langkanya Kejujuran Dalam Pendidikan dan Cara Clam blog di technorati
oleh :
SYAFRINA AHDA
Jakarta Selatan
syahdan_nieez@yahoo.com
Karena peneror lebih suka meletakkan mainan kesukaannya di tempat-tempat yang menjadi pusat massa. Bahkan tempat ibadah seperti mesjid pun menjadi sasarannya. Entah apakah ingin memperlihatkan mati dalam keadaan syahid karena mati dalam keadaan beribadah atau memang ingin meneror umat.
Sekarang tengah banyak dibicarakan yaitu lembaga pendidikan khususnya Perguruan Tingi yang berbasis agama yang menjadi sasaran kecurigaan masyarakat. Karena sudah beberapa kali ditemukan mahasiswa terlibat sebagai teroris. Hal ini disinyalir sebagian masyarakat bahwa pendidikan agama yang diberikan terlalu radikal sehingga membuat pemikiran mahasiswa menjadi liar dan salah mengartikan agama itu sendiri.
Lagi-lagi pendidikan yang disalahkan, sebenarnya pendidikan apapun yang diberikan pasti sudah dikaji terlebih dahulu sebelum disampaikan tetapi tingkat pemahaman setiap orang saja yang berbeda. Dan tidak hanya pendidikan di dalam kampus yang menjadikan pola pikir tetapi pendidikan yang di dapat dari luar misalnya UKM, Himpunan yang ia geluti, atau pendidikan lingkungan yang ia terima selama ini.
Sekarang pendidikan menjadi pusat perhatian masyarakat dalam memasukkan anak-anakya ke sebuah sekolah atau perguruan tinggi. Bahkan karena kekhawatiran orang tua yang sangat besar, mereka membatasi anak dalam mengikuti kegiatan keagamaan walaupun sebenarnya itu baik untuk perkembangan spiritual.
Karena khawatir pelajaran yang diberikan itu menyimpang, mengubah pemikiran maka banyak orang tua yang tidak memperbolehkan anaknya untuk mengikuti kegiatan keagamaan di luar rumah atau sekolah. Hal ini justru memberikan dampak negatif bagi anak karena dapat membatasi ruang gerak mereka mencari ilmu khususnya pendidikan agama. Walaupun hal ini tidak patut disalahkan karena ini adalah bentuk waspada orang tua terhadap anak-anaknya.
Demikian postingan tentang Terorisme, Pendidikan Jadi Alasan baca juga postingan saya sebelumnya Langkanya Kejujuran Dalam Pendidikan dan Cara Clam blog di technorati
oleh :
SYAFRINA AHDA
Jakarta Selatan
syahdan_nieez@yahoo.com
Apa yang sebaiknya dilakukan penganut agama di dunia ini? menurut saya…teruslah belajar…carilah kebenaran…cari yang memang terbaik…dan masuk akal…logis…apalagi bagi manusia yang mengenyam pendidikan tinggi sampai bergelar Professor.
ReplyDeleteHanya dengan mencari kebenaran yang sesungguhnya…dunia ini akan damai..akan bersatu. Mungkinkah? sangat mungkin. Jika hari-hari kita hanya disibukkan mencari uang…apalagi dengan cara tidak legal…maka waktu untuk itu tidak ada…atau sangat sempit…namun jika kita meluangkan waktu…insya Allah banyak manfaat yang akan didapat.
Saya sependapat dengan komentar dari majalah masjid kita, teristimewa untuk paragraf satu.
ReplyDeleteDalam satu dekade terakhir dunia dikejutkan oleh 'radikalisme agama'. AS menyatakan perang terhadap terorisme. Di berbagai belahan dunia terus bergolak termasuk di Indonesia. Bom Bali meledak dengan dahsyatnya diteruskan dengan bom-bom yang lain. Tempat ibadah pun ikut rusak. Candi pun jadi sasaran. Menjadi tugas kita bersama utamanya kalangan ulama untuk terus melakukan pendekatan, dakwah dengan cara-cara yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, dan Aulia-Nya. Islam adalah 'agama damai' dan rahmat bagi seluruh alam. Trims sharingnya Sobat. Salam blogger. Sukses selalu.
ReplyDeleteteladan kita adalah rosul Muhammad SAW, adakah perilaku beliau yang mencerminkan seorang teroris, tidak ada bukan, bahkan beliau digambarkan sebagai seorang yang lemah lembut diantara yang paling lemah lembut, yang membalas kejahatan dengan kebaikan dan membalas kebaikan (memaafkan) dengan kebaikan yang lebih baik lagi, kecuali kalau memang nyata-nyata islam diserang.
ReplyDeletesalam kenal juga sobat, nice to meet you
pendidikan di Indonesia seharusnya menjadi yg nomer satu..
ReplyDeleteya agar semua pihak tidak lagi dihinggapi kebodohan hingga
dengan sengaja menciptakan kekisruhan demi kekisruhan seperti yang
para teroris lakukan :(
mas.. apa saya seorang yg merasakan bahwa templatenya lumayan berat mas buat di buka?!?!
@majalah masjid kita: iya bener banget terus belajar dan mencari kebenaran....
ReplyDelete@Masbro:saya juga sependapat mas....
@Herdoni Wahyono: dakwa yg dicontohkan rosulullah....
@Thanjawa Arif :teroris maksudnya benar tp caranya yg salah.....
@merliza:oleh karena itu kita harus giat belajar.....
supaya pendidikan indonesia no 1...
iya sekarang banyak yang salam pengertian, dengan agamanya sendiri.
ReplyDelete@ex-dot:kita harus berhati-hati sob....
ReplyDeletesaya yakin kalau 90% para teroros lulusan lembaga pendidikan bernama SD, terus apakah SD-nya yang salah dan harus di bubarkan?
ReplyDeleteJika ada anak didik lembaga pendidikan yang terlibat teroris, kita lihat dulu, apakah semua anak didiknya terlibat? atau hanya segelintir orang saja?
dan sayangnya kebanyakan dari kita langsung mengambil kesimpulan tanpa mau banyak berfikir
@iPaymu.com Pembayaran Online Indonesia : shiipz mas....
ReplyDeletedi butuhkan peran semua elemen masyarakat untuk mencegahnya keberadaan para teroris di Indonesia, untuk mewujudkan Indonesia yang damai ;)
ReplyDeleteIjin nyimak dulu sobb..
ReplyDeletehanya orang IDIOT yang menyalahkan pendidikan, terutama pendidikan yang berbau agama karena maraknya terorisme, karena menurut pakde terorisme ada karena perasaan tak puas dan tidak ada kemampuan mengotrol diri darp pelaku teroris terhadap apa yang di angankannya, jadi agama hanyalah sebuah kedok belaka.
ReplyDeletesemoga setelah ini gak ada teror2 lagi....
ReplyDeletehmm begitulah cerdiknya mereka mencari setiap celah untuk disusupi hingga akan dimanfaatkan untuk mewujudkan tujuan mereka. Mungkin saya sependapat dengan pak de sulas pendidikan tidak patut untuk disalahkan, semua harus dikaji dari berbagai sisi agar tidak terjadi kesalah fahaman yang berkepanjangan.
ReplyDeleteSukses Slalu!
Salam kenal jg Mas Kholik... makasih udah berkunjung ya...
ReplyDeletesaya nyimak dulu Mas...
Salam Persahabatan
ReplyDeleteBerkunjung ikutan baca-baca artikelnya
terima kasih
rasanya koq heran yah sama orang tua sekarang yang kekhawatirannya kadang berlebihan.. mungkin itu wujud kontrol yang kurang dan ortu tidak berperan banyak dalam pendidikan anak, jadi mereka khawatir.. kalo toh ortu bisa memposisikan porsinya, kayaknya nggak bakalan khawatir masukin anaknya ke sekolah mana deh
ReplyDeleteterlalu sederhana jika masyarakat mencurigai lembaga pendidikan sebagai sarang ataupun pemicu teroris.
ReplyDeletehmmm....
agama dituduh biang masalah rasanya sejak dulu kala sudah biasa, kini yang penting bagi yang merasa beragama tunjukkan bahwa agama itu penyelaras hidup.
ReplyDeletesejak awal ada kasus bom menurut ane itu 'proyek tingkat atas', dan agama merupakan skenario yg paling mudah di'panaskan'..
ReplyDeleteMasih inget waktu kecil dulu kasus teror ninja di banyuwangi dan jawa, mencekam banged dan anehnya beberapa tahun kemudian ilang tanpa bekas -mirip proyek musiman- :D
Sebuah tempat yang seharusnya melahirkan manusia-manusia untuk bangsa, bisa juga disalahgunakan seseorang, imbasnya semua lembaga pendidikan menajdi citra buruk di masyarakat...
ReplyDeleteteroris di indonesia sepertiny memang sudah berhasil meneror masyarakat indonesia terbukti semua orang menjadi resah :)
ReplyDeleteBanyak alasan untuk menteror. Yang pasti mereka itu iseng banget!
ReplyDeletesekali lagi mari kita tolak terorisme..
ReplyDelete